
HayKalsel, Tanah Laut – Kementerian Pertanian (Kementan) terus memantau kesiapan Kalimantan Selatan (Kalsel) dalam melaksanakan program Cetak Sawah Rakyat (CSR), yang menjadi salah satu program prioritas Presiden Prabowo Subianto untuk meningkatkan ketahanan pangan nasional. Dalam rapat koordinasi di Banjarmasin pada Kamis (21/11/2024), Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman menegaskan pentingnya perencanaan matang, mulai dari penetapan target hingga ketersediaan sarana produksi dan keterlibatan petani millenial.
Program CSR ini diarahkan untuk mengoptimalkan lahan pertanian di Kalsel, yang saat ini sebagian besar hanya ditanami sekali setahun. Dengan optimasi lahan, diharapkan banyak area pertanian dapat melakukan dua hingga tiga kali penanaman per tahun, sehingga produktivitas dapat meningkat secara signifikan. Modernisasi pertanian juga menjadi fokus, dengan penggunaan alat-alat modern untuk meningkatkan efisiensi dan kapasitas produksi.
Kalsel sendiri sudah menunjukkan kesiapan yang baik, dengan surplus produksi beras sebesar 350.000 ton per tahun. Produksi tahunan mencapai 950.000 ton, jauh melampaui kebutuhan konsumsi lokal yang hanya 600.000 ton. Surplus ini memungkinkan Kalsel mendukung kebutuhan beras di provinsi tetangga seperti Kalimantan Tengah dan Kalimantan Timur.
Pj. Bupati Tanah Laut, H. Syamsir Rahman, menyampaikan bahwa program ini membuka peluang besar bagi petani muda (millenial) untuk terlibat. Dengan skala proyek yang besar, generasi muda dapat memanfaatkan modernisasi alat dan teknik pertanian untuk meningkatkan efisiensi. Salah satu lokasi yang menjadi prioritas dalam program ini adalah Desa Bati-Bati di Kabupaten Tanah Laut.
Program ini diharapkan dapat berjalan sepenuhnya pada Januari 2025. Dengan keberhasilan pelaksanaannya, program CSR tidak hanya mendukung ketahanan pangan lokal di Kalsel tetapi juga memberikan kontribusi signifikan untuk stabilitas pangan nasional.

