
Foto: AP/Dave Thompson
HayKalsel, Manchester – Old Trafford, yang dahulu dikenal sebagai benteng kokoh Manchester United, kehilangan keangkerannya sejak kepergian Sir Alex Ferguson pada 2013. ‘Setan Merah’ kini sulit tampil dominan, bahkan di rumah mereka sendiri.
Akhir pekan lalu, Manchester United kembali menuai hasil buruk di Old Trafford usai dipermalukan Bournemouth 0-3. Itu merupakan kekalahan keempat mereka di kandang musim ini, dari total tujuh kekalahan yang telah dialami sejauh musim berjalan.
Semua kekalahan kandang MU musim ini diwarnai dengan kebobolan tiga gol, mencerminkan rapuhnya lini pertahanan. Tren ini menjadi bukti nyata memudarnya aura keangkeran Old Trafford yang dulunya membuat lawan gentar.
Selama 21 tahun di bawah kepemimpinan Sir Alex Ferguson di era Premier League, Manchester United hanya menelan 34 kekalahan kandang dari total 810 pertandingan. Namun, sejak kepergian Ferguson, angka tersebut melonjak drastis. Dalam 11 tahun terakhir, MU sudah kalah 41 kali di Old Trafford di bawah arahan enam manajer tetap yang berbeda.
Kepergian Ferguson tidak hanya menjadi akhir dari era emas Manchester United, tetapi juga awal dari penurunan performa di kandang sendiri. Dibandingkan dengan era Ferguson, konsistensi tim menurun drastis, ditambah dengan pergantian manajer yang sering kali gagal membawa stabilitas.
Kekalahan telak yang dialami di Old Trafford belakangan ini semakin menambah tekanan bagi pelatih Erik ten Hag. Meski sempat membawa angin segar di musim sebelumnya, perjalanan musim ini menunjukkan bahwa pekerjaan membangun kembali kejayaan Manchester United masih jauh dari selesai.
Manchester United perlu segera menemukan kembali pijakan kokohnya, baik di kandang maupun tandang, untuk kembali ke persaingan papan atas Liga Inggris. Old Trafford harus kembali menjadi tempat yang menakutkan bagi lawan, sebuah tantangan besar yang harus dihadapi manajemen dan tim pelatih saat ini.
Mampukah Manchester United memulihkan reputasi Old Trafford sebagai ‘Theatre of Dreams’ yang sebenarnya? Hanya waktu yang bisa menjawab.

