
HayKalsel, Kotabaru – Sejumlah kawasan pertanian di Kabupaten Kotabaru terdampak banjir rob yang melanda wilayah pesisir. Tingginya permukaan air laut telah merendam lahan pertanian di Kecamatan Kelumpang Selatan, terutama di Desa Pantai dan Desa Pembalacanan.
Khairul, seorang petani di Desa Pantai, mengungkapkan bahwa banjir rob terjadi saat petani mulai mengolah lahan usai musim panen Oktober 2024. Namun, bibit yang baru disemai mengalami kerusakan akibat intrusi air laut.
“Saat semaian bibit belum tumbuh, air laut masuk, jadi banyak yang mati,” ujar Khairul, Selasa (7/1/2025).
Sebagai Ketua Kelompok Tani Irut Dalam, Khairul menyebut masalah utama adalah pintu air dan tanggul yang belum berfungsi optimal. Pintu air belum mampu menahan air pasang secara efektif, sedangkan tanggul dinilai terlalu rendah untuk mencegah intrusi air laut. Akibatnya, para petani harus menyemai ulang bibit padi varietas siam yang rusak.
Sementara itu, di Desa Sungai Limau, Kecamatan Pulau Laut Timur, petani bernama Kali mengaku tidak terdampak banjir rob. Menurutnya, aktivitas pertanian di wilayahnya sudah selesai setelah musim panen, sehingga tidak ada kerugian yang dialami.
“Karena saat itu sudah melewati musim panen, jadi tidak terganggu,” katanya.
Kabid Tanaman Pangan dan Hortikultura Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kotabaru, Edy Rahmadi, menjelaskan bahwa hingga saat ini belum ada laporan resmi terkait kerusakan pertanian akibat banjir rob. Namun, pihaknya akan menindaklanjuti informasi mengenai kerusakan pintu air dan tanggul di Desa Pantai.
Edy juga menyebut bahwa kebutuhan beras di Kotabaru mencapai 32.000 ton per tahun. Namun, produksi lokal dari empat kecamatan sentral, yakni Pulau Laut Timur, Pulau Laut Tengah, Kelumpang Selatan, dan Pamukan Selatan, hanya mencapai 17.000 ton per tahun. Untuk menutupi kekurangan ini, pasokan beras didatangkan dari Tanah Bumbu dan Sulawesi.
“Untuk meningkatkan produksi, kami sedang mengupayakan pola tanam dua hingga tiga kali setahun,” ujar Edy.
Dengan berbagai upaya yang dilakukan, pemerintah berharap dapat meningkatkan produktivitas pertanian dan mengurangi ketergantungan pada pasokan dari luar daerah.

