
HayKalsel, Jakarta – Kepala Dinas Perindustrian dan Tenaga Kerja (Dispernaker) Kabupaten Sukoharjo, Sumarno, mengonfirmasi bahwa para karyawan PT Sri Rejeki Isman Tbk (Sritex) akan berhenti bekerja mulai Sabtu, 1 Maret 2025. Para pekerja perusahaan tekstil ternama ini masih aktif bekerja hingga Jumat, 28 Februari 2025. Sumarno menjelaskan bahwa keputusan pemutusan hubungan kerja (PHK) telah diambil pada 26 Februari 2025.
“Sritex akan melakukan PHK, dan keputusan tersebut sudah diputuskan pada tanggal 26 Februari,” ujar Sumarno di Sukoharjo, Jawa Tengah, Kamis (27/2/2025), sebagaimana dikutip dari Antara.
Sebelumnya, pada 21 Oktober 2024, Pengadilan Negeri Niaga Semarang telah memutuskan bahwa Sritex dinyatakan pailit melalui putusan nomor perkara 2/Pdt.Sus-Homologasi/2024/PN Niaga Smg. Meskipun Sritex mengajukan banding, Mahkamah Agung menolak banding tersebut pada pertengahan Desember 2024.
Setelah putusan kepailitan itu, pemerintah langsung mengadakan pertemuan dengan kurator untuk membahas langkah-langkah penyelamatan Sritex. Pemerintah menginginkan penjelasan lebih lanjut tentang rencana kurator setelah perusahaan tidak dapat menolak putusan kepailitan. Wakil Menteri Perindustrian, Faisol Reza, menyatakan, “Pemerintah ingin mendengar gambaran teknis lengkap penyelamatan Sritex ke depannya,” pada Jumat, 21 Februari 2025.
Pemerintah kemudian mengeksplorasi berbagai opsi untuk memastikan kelangsungan usaha Sritex, termasuk mencari investor baru. Nama pengusaha asal Kalimantan Selatan, Andi Syamsuddin Arsyad alias Haji Isam, muncul sebagai calon penyelamat perusahaan ini sejak akhir 2024. Haji Isam, yang dikenal sebagai konglomerat di bidang pertambangan batu bara dan sawit, sempat dihubungi untuk membantu Sritex bangkit dari kepailitan dan mencegah PHK massal.
Namun, seorang anggota Kabinet Merah Putih mengungkapkan bahwa Haji Isam mengaku tidak mampu mengambil alih Sritex. Kuasa hukum Haji Isam, Junaidi Tirtanata, belum memberikan tanggapan mengenai pernyataan tersebut hingga Jumat, 21 Februari 2025.
Haji Isam, pendiri Jhonlin Group, yang berbisnis di sektor pertambangan, pengolahan karet, minyak sawit, hingga energi terbarukan, dikenal sebagai salah satu konglomerat terbesar di Indonesia. Salah satu anak usahanya, PT Jhonlin Agro Raya, yang bergerak di bidang biodiesel, bahkan diresmikan oleh Presiden Joko Widodo pada 2021.

